Syiar Islam Nusantara

SYIAR dan dakwah merupakan satu paket instrument penting yang tidak boleh tidak harus dimiliki oleh seorang da’i atau seorang missionary. Syi’ar yang berasal dari kata syu’ur yang bermakna rasa masuk dalam banyak jenis ibadah dalam pemahaman Islam. Umpamanya syi’ar haji mulai terdapat pada manasik, pada lambang keagungan Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Bukit Shafa dan Marwa (QS. Al-Baqarah: 158). Syi’ar bagi ibadah shalat mulai kita rasakan sejak dikumandangkan azan, mengambil wudhuk, beramai-ramai menuju ke masjid dan sebagainya. Setiap langkah seseorang muslim menuju pelaksanaan ibadah yang diwajibkan Allah sudah ada nilai syi’arnya.

Jadi syi’ar yang bermakna rasa tersebut betul-betul umat Islam dan non muslim merasakan betapa semaraknya orang-orang bermanasik haji, bagaimana agungnya bangunan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, bagaimana meriahnya orang-orang menunaikan shalat Tarawih di bulan Ramadhan dan melaksanakan shalat Idul Fithri dan Idul Adha setiap tahunnya. Syi’ar-syi’ar semacam itulah yang selalu menggairahkan umat Islam untuk semakin yakin dan sungguh-sungguh melaksanakan berbagai ibadah yang diperintahkan Allah dan bertambah ketakwaannya sebagaimana firmanNya: “Dan barangsiapa yang menggunakan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan.” (QS. Al-Hajj: 32).

Sementara dakwah berasal dari kata da’a, yad’u, da’watan. Kata dakwah itu sebagai ism masdar dari kata da’a yang dalam Ensiklopedia Islam dan beberapa kamus diartikan sebagai ajakan, seruan, dan ajakan kepada Islam. Kata da’a dalam Alquran, terdapat 5 kali, sedangkan kata yad’u ada 8 kali dan kata dakwah terulang sampai 4 kali.

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Work History

Have Joined In