Reviews
User Score
Rate This
Descriptions:
Makna Lagu Sluku Sluku Bathok, Lagu Dolanan Anak sebagai Media Dakwah Sunan Kalijaga – Abadi dalam khasanah musik Indonesia, lagu-lagu daerah terus memancarkan keindahan dan kekayaan budaya bangsa. Salah satu contohnya adalah lagu yang terkenal dengan judul “Sluku Sluku Batok”. Lagu ini memiliki pesona khusus yang telah menghiasi dunia musik Indonesia selama bertahun-tahun. Namun, di balik melodi yang menyenangkan, apakah terdapat makna yang lebih dalam yang mungkin terlewatkan oleh pendengar? Mari kita gali makna di balik lirik lagu yang berjudul “Sluku Sluku Batok”.
Lagu-lagu daerah memiliki daya tarik yang tak terbantahkan dalam memperkaya kebudayaan suatu bangsa. Di Indonesia, lagu-lagu daerah menjadi bagian penting dari warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Salah satu lagu yang menarik perhatian adalah “Sluku Sluku Bathok”. Lagu ini terkenal di kalangan anak-anak sebagai lagu dolanan (lagu bermain) yang menyenangkan. Namun, sedikit yang tahu bahwa lagu ini memiliki latar belakang sejarah dan makna yang mendalam. Mari kita simak lebih lanjut tentang bagaimana “Sluku Sluku Bathok” menjadi media dakwah yang digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan Islam di tanah Jawa.
Daftar isi postingan ini
Lagu Dolanan sebagai Media Dakwah
Sunan Kalijaga, salah satu dari sembilan wali songo yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia, dikenal sebagai tokoh yang menciptakan karya seni sebagai sarana dakwah. Ia menggunakan berbagai bentuk seni, termasuk lagu-lagu, untuk menyampaikan pesan-pesan agama kepada masyarakat Jawa.
Dalam konteks ini, “Sluku Sluku Bathok” bukan hanya sekadar lagu anak-anak, tetapi juga media dakwah yang digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang lembut dan mudah diterima oleh masyarakat.
Pendekatan Alon-Alon Waton Klakon
Salah satu ciri khas pendekatan dakwah Sunan Kalijaga adalah menggunakan pendekatan “alon-alon waton kelakon”. Pendekatan ini berarti perlahan tapi pasti, tanpa menggurui atau terkesan memaksakan pendapat.
Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya gejolak sosial dalam masyarakat. Dengan pendekatan yang lembut dan santai, Sunan Kalijaga berhasil menyebarkan ajaran agama Islam secara bertahap dan melibatkan masyarakat dalam proses tersebut.
Makna Lirik Sluku Sluku Bathok
Meskipun pada awalnya lirik “Sluku Sluku Bathok” terdengar seperti bahasa Jawa, sebenarnya lagu ini digubah oleh Sunan Kalijaga dari bahasa Arab. Lirik tersebut berisi pesan-pesan kehidupan yang mencakup nilai-nilai moral dan ajaran agama. Dalam lirik lagu ini, Sunan Kalijaga mengajarkan tentang pentingnya rasa syukur kepada Allah, kesederhanaan dalam hidup, dan kebaikan hati terhadap sesama.
Warisan Budaya yang Berharga
“Sluku Sluku Bathok” menjadi salah satu contoh karya seni yang meninggalkan jejak penting dalam budaya masyarakat Jawa. Lagu ini tidak hanya menjadi bagian dari kesenian daerah, tetapi juga memperkaya peradaban budaya yang dibangun oleh Sunan Kalijaga. Lagu dolanan ini telah menjadi warisan budaya yang harus kita lestarikan dan wariskan kepada generasi selanjutnya.
lirik tembang dolanan Sluku Sluku Bathok.
Sluku Sluku Bathok.
Bathoke ela elo
Si Rama menyang Solo
Oleh-olehe payung motha[/columns]
Mak jenthit lolo lobah
Wong mati ora obah
Nek obah medeni bocah
Nek urip goleko dhuwit
Dalam lagu ini pula, Sunan Kalijaga menyampaikan makna dan filosofi tentang kehidupan masyarakat Jawa sekaligus ajaran Islam. Lantas, apa arti dan makna lirik lagu Sluku Sluku Bathok?
Merujuk pada buku Sunan Kalijaga Sang Negarawan dan Budayawan karangan Siti Nur Aidah (2020: 45), berikut uraian maknanya.
Arti dan Makna Lagu Sluku Sluku Bathok
Sluku-sluku bathok
Hidup tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja. Manfaatkanlah waktu istirahat dengan baik. Hal ini bertujuan agar jiwa dan raga selalu dalam kondisi sehat dan seimbang. Selain itu, Bathok atau kepala perlu beristirahat, agar kinerjanya dapat berjalan maksimal.
Bathoké éla élo
Dengan berdzikir éla-élo (lafaz dzikir Laa Ilaaha Ilallah), manusia diperingatkan untuk selalu mengingat Allah. Dengan mengingat-Nya hati manusia menjadi lebih tentram.
Si Rama menyang Solo
Siram (mandilah, bersucilah) menyang (menuju) Solo (Solat). Artinya, manusia diperintahkan untuk bersuci dengan cara berwudhu untuk segera mendirikan sholat.
Oléh-oléhé payung mutho
Dengan dzikir dan sholat, manusia akan mendapatkan perlindungan (payung) dari Allah.
Mak jenthit lolo lo bah
Kematian itu datangnya tiba-tiba, tidak ada yang tahu. Kematian juga tidak bisa diprediksi, tidak bisa dimajukan, atau dimundurkan walau sesaat.
Wong mati ora obah
Saat kematian datang, semua sudah terlambat. Manusia tidak mampu lagi bergerak, sehingga kesempatan mereka untuk beramal hilang.
Yen obah medéni bocah
Banyak jiwa-jiwa yang merindukan dunia dan meminta dihidupkan kembali, tapi Allah tak mengizinkan. Jika mayat dihidupkan lagi, maka bentuknya pasti menakutkan dan mudharatya tentu lebih besar.
Yén urip goléko dhuwit
Kesempatan untuk beramal hanya ada ketika manusia masih hidup di dunia. Selagi mampu sekaligus ada waktu, tempat beramal hanya ada di dunia, bukan di akhirat. Di akhirat adalah tempat manusia memetik hasil apa yang telah ia amalkan selama hidup di dunia.