Cara Ternak Kijang Dan Rusa
Sistem Perkawinan Ternak Rusa
Reproduksi adalah suatu proses biologi yang terjadi antara jantan dan betina dengan tujuan membentuk satu individu baru di dalam kehidupannya.
Perbandingan yang ideal di dalam suatu penangkaran adalah 1 : 4 atau 5 yaitu 1 individu jantan dan 4 atau 5 betina.
Berahi menandakan bahwa betina telah mengalami dewasa kelamin dan bersedia menerima pejantan dalam perkawinan.
Tanda-tanda berahi pada betina adalah nafsu makan berkurang, tidak tenang, berdiri tenang apabila dinaiki pejantan atau sesama betina, sering kencing, mencium dan menjilat alat kelamin jantan, vulva (alat kelamin betina paling luar) terlihat membengkak, merah, dan apabila dipegang terasa hangat.
Tanda-tanda berahi pada jantan adalah sering meraung, berkubang, menancapkan ranggah ke tanah atau pohon, bahkan sering mencium dan membaui urine yang dikeluarkan rusa betina sambil menjulurkan lidah.
Lama berahi pada rusa diamati mulai dari permulaan timbulnya keinginan untuk kawin hingga saat terakhir yakni 2,25 hari dengan siklus berahi 20,25 hari.
Pubertas atau dewasa kelamin pada jantan ditandai oleh kesanggupan berkopulasi (kawin) dan menghasilkan sperma, serta perubahan-perubahan kelamin sekunder lain.
Pubertas pada betina ditandai oleh terjadinya estrus, ovulasi, dapat bereproduksi atau menghasilkan keturunan walau belum mencapai ukuran bobot badan dewasa, pubertas pada rusa jantan 8 bulan dan betina 8,13 bulan.
Perkawinan pertama pada rusa timor betina dara dilakukan beberapa bulan setelah mencapai dewasa kelamin (pubertas).
Apabila perkawinan dilakukan pada saat pubertas, induk akan sulit melahirkan bahkan anak yang dilahirkan cenderung lemah, kurang sehat, bobot lahir rendah, dan pertumbuhan induk akan kerdil karena organorgan reproduksi belum berkembang secara sempurna.
Umur yang tepat untuk mengawinkan betina dara pada rusa timor adalah 15,25 bulan dan jantan 12,67 bulan.
Rata-rata lama kawin 2,33 detik dengan frekuensi kawin 2,14 kali/hari. Permulaan pembuahan pada rusa sulit diketahui, sehingga yang dijadikan tolok ukur dalam menentukan kebuntingan adalah perilaku setelah terjadi perkawinan dimana terlihat rusa betina lebih tenang, perut sebelah kanan membesar, susu (ambing) menurun, dan selalu menolak atau menghindar apabila didekati pejantan.
Rata-rata lama bunting pada rusa timor 8,38 bulan dan umur kebuntingan pertama 17,00 bulan. Aktivitas kelahiran (partus) pada rusa sama seperti halnya mamalia lainnya, terdiri dari tiga tahap yakni kontraksi uterus, pengeluaran anak (foetus), dan pengeluaran placenta.
Rusa timor termasuk golongan beranak tunggal dan rata-rata umur beranak pertama 25,50 bulan dengan interval kelahiran pertama dan kedua 13,25 bulan.