Cara Ternak Kijang Dan Rusa
Daftar isi postingan ini
C. Pemeliharaan Pakan
Pemeliharaan pakan dilakukan agar memperoleh pakan yang baik dan selalu tersedia secara kontinyu sepanjang musim, dengan cara pembersihan, pengolahan tanah, pemupukan, pendangiran, dan penyiraman.
Pembersihan rumput liar dan pendangiran dilakukan tiga bulan sekali sedang pengolahan tanah dan pemupukan setahun sekali.
D. Teknik Pemberian Pakan
Pemberian pakan segar pada rusa timor didasarkan pada perhitungan 10% x bobot badan x 2. Maksud dikalikan dua yakni diperhitungkan dengan jumlah hijauan yang tidak dimakan karena sudah tua, tidak disenangi, kotor karena terinjak-injak, dan telah bercampur dengan urine dan faeces.
Pemberian pakan selalu disertai dengan pemberian garam sebagai perangsang nafsu makan dan untuk memenuhi kebutuhan mineral.
Pemberian pakan dilakukan dengan cara pengaritan dimana hijauan dipotong 3-5 cm lalu diberikan pada rusa dalam kandang, baik musim hujan maupun musim kemarau.
Frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 atau 3 kali sehari (pagi, siang, dan sore) sedang pemberian pakan tambahan berupa dedak padi diberikan tiga kali dalam seminggu, sebanyak 0,5 kg/individu.
Pemberian pakan pada rusa bunting, harus lebih intensif baik kualitas maupun kuantitas karena peranan makanan sangat penting untuk pertumbuhan janin di dalam rahim dan juga berguna untuk mempertahankan kondisi tubuh induk.
Sedang pemberian pakan pada anak rusa, dimulai pada umur dua minggu dengan cara memberikan hijauan muda (pucuk) yang dipotong kecil-kecil.
Selain itu, dilakukan pula pemberian vitamin organik, obat-obatan, dan pupuk organik untuk memacu pertumbuhan dan reproduksi rusa, serta mengurangi bau kotoran.
Pemanfaatan Ternak Rusa
Dalam mendukung perlindungan dan pemanfaatan rusa sambar secara lestari maka Menteri Pertanian mengeluarkan Surat Keputusan nomor 362/kpts/TN, 120/5/1990 pada tanggal 20 Mei 1990 yang isinya diantaranya memasukkan rusa sebagai kelompok aneka ternak yang dapat dibudidayakan sebagaimana ternak lainnya, termasuk juga tentang pengaturan ijin usahanya (Jacoeb, 1994).
Dalam hal pemanfaatannya hampir semua bagian dari rusa dapat dimanfaatkan. Menurut potensi pemanfaatannya, pemanfaatan rusa sambar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. pemanfaatan Daging rusa langsung
Daging rusa merupakan komonditi yang mempunyai prospek yang baik, terutama dalam upaya memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat.
Rusa sambar sebagai penghasil daging mempunyai keunggulan komparatif dibanding dengan ternak penghasil daging lainnya.
Menurut Dradjat (2002) pada tahun 1978 Yerex dan Spiers melaporkan bahwa rusa dapat menkonversi 30 kg bahan kering menjadi 3 kg daging.
Satwa ini sangat efisien dalam menggunakan pakan untuk diubah menjadi daging, di Selandia Baru penggunaan pakan rusa lebih efektif 4–5 kali dibandingkan dengan ternak domba atau sapi (Jacoeb, 1994).
Keunggulan lain adalah bila dibandingkan dengan daging sapi kadar proteinnya lebih tinggi dan kadar lemaknya lebih rendah. Kadar protei daging rusa 21,1 % dan daging sapi adalah 18,8 %.
sedangkan kadar lemak daging rusa 7,0 % dan daging sapi 14,0 % (Putri, 2002) dengan kandungan kolesterol 58 mg/100 gram (Semiadi, 2004). Sehingga daging rusa sangat cocok bagi orang yang berpantang terhadap kolesterol.