Syiar Islam Nusantara

Makna etimologis kata dakwah tertera dalam Alquran memiliki banyak arti, antara lain: yang bermakna menyampaikan dan menjelaskan (QS. Yusuf: 108), yang bermakna berdo’a dan berharap (QS. Al-A’raf: 55), dan yang mengandung arti mengajak dan mengundang (QS. Yusuf: 33).

Dengan demikian, antara syi’ar dan dakwah itu selalu berhubung kait baik dari sisi makna maupun sisi amalan ibadah oleh seseorang muslim. Kalau syi’ar selalu dirasakan nuansanya oleh umat manusia seperti syi’ar Ramadhan, umat Islam sudah merasakan syi’ar tersebut minimal sebulan sebelum masuk Ramadhan dengan memperbanyak puasa sunat di bulan Syakban. Ketika masuk Ramadhan syi’arnya kembali muncul mulai dari maraknya penjualan penganan berbuka, seperti kue, air tebu/kelapa, cendol dan sebagainya. Semua itu tidak terdapat dalam bulan-bulan selain Ramadhan. Demikian pula semua kedai kopi dan warung nasi tutup di siang hari, nuansa syi’ar Islam di bulan Ramadhan begitu mengagungkan alam raya ini.

Para da’i (juru dakwah) dapat memanfaatkan suasana dari perkembangan syi’ar-syi’ar tersebut mengajak umat untuk menaati Allah dan RasulNya. Para da’i setiap malam di masjid, di meunasah, dan di surau berdakwah mengajak, mengarahkan, meminta umat Islam untuk terus berpuasa dengan menjaga kualitas puasanya berada di urutan nomor satu. Para da’i juga berdakwah siang malam selama Ramadhan, mengarahkan umat Islam agar selalu memperkokoh akidah, memantapkan syariah dan meng-karim-kan akhlak umat.

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Work History

Have Joined In