Syair Mahabah Cinta Sufistik Rabi’ah al-Adawiyah

Turn Off Light
Auto Next

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Descriptions:

Syair Mahabah Cinta Sufistik Rabi’ah al-Adawiyah – Kecantikan, keanggunan, dan suara penuh kemerduan, mempesona siapa saja yang mendengarnya. Setiap kata yang terucap memiliki arti dan makna tersembunyi. Tiap kalimat yang diucapkan bagaikan metafora yang indah dan penuh resonansi.

Namun kisah cintanya tak seperti kisah cinta biasa, tak seperti Romeo dan Juliet, Cleopatra dan Raja-Raja Mesir Kuno, atau pun Rangga dan Cinta. Kisah cintanya memang berbeda dari yang lain. Rabi’ah al-Adawiyah, sosok perempuan satu-satunya yang dilabeli sebagai sufi perempuan dalam sejarah sufisme Islam.

Rabi’ah al-Adawiyah, seorang sufi perempuan, teolog, penyair, dan ahli ilmu lainnya. Karya terbesarnya adalah mahabbah (cinta) yang hanya dipersembahkan untuk Tuhan semata. Konsep ini menjadi trend dan genre baru dalam maqam sufisme Islam pada masanya.

Lahir di Basrah dengan nama Rabi’ah binti Islamil bin Hasan bin Zaid bin Ali bin Abi Thalib, ia juga dikenal dengan nama lengkap Ummi al-Khair bin Ismail al-Adawiyah. Namun, tidak ada bukti autentik mengenai tahun kelahirannya. Sejarah juga memperdebatkan tahun kelahirannya, antara tahun 95 dan 99 H atau 713 atau 717 M.

Rabi’ah sudah dikenal salihah sejak kecil dan hafal Al-Quran. Sejak berusia 10 tahun, ia bekerja keras mencari nafkah untuk bertahan hidup. Keluarganya dikisahkan sebagai keluarga miskin dalam buku Rabi’ah al-Adawiyah: Perjalanan dan Cinta Wanita Sufi (2019) karya Azeez Naviel Malakian. Ketika Rabi’ah dilahirkan, orangtuanya bahkan tidak memiliki minyak untuk lampu, sehingga rumahnya gelap gulita.

Baca Juga:   Kisah Dukun Firaun Yang Taubat Masuk Islam

Rabi’ah menjadi yatim piatu tanpa mewarisi harta dari kedua orangtuanya. Masa remajanya dijalani sebagai seorang budak pada keluarga kaum Mawali al-Atik dari suku Qais. Meskipun menjadi budak, hidupnya dijalani dengan penuh cinta hingga akhirnya merdeka.