Klitik kata depan dan awalan dan partikel
- KLITIK, KATA DEPAN DAN AWALAN, DAN PARTIKEL
1.KLITIK
Klitik menurut KBBI adalah bentuk terikat secara fonologis, tetapi berstatus kata karena dapat mengisi gatra pada tingkat frasa atau klausa, misal, bentuk “nya” dalam bukunya.
Klitik ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; bisa menunjukkan kepemilikan atau tindakan.
Contoh:
diriku, milikku, kuakui, kuimpikan, dll
dirimu, tanganmu, hatimu, dll
bukunya, miliknya, dll
Secara umum yang sering keliru penulisannya adalah pada klitik ku dan kau.
Penulisan ku dan kau serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
kuingin, kubaca, kubacakan, kurasakan, kubuka, kaupukul, kaupinjam, kauambil, dll.
Catatan:
Kata kau sebagai sinonim dari engkau maka penulisannya dipisah sebagai satu kata mandiri.
Contoh:
Kau pergi ke mana kemarin? = Engkau pergi ke mana kemarin?
Jika kau + kata kerja aktif maka penulisannya dipisah.
Contoh:
Kau memukul dinding itu keras sekali
2.KATA DEPAN
Kata depan di, dari, ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Kecuali, gabungan kata yang sudah lazim ditulis serangkai seperti kepada dan daripada.
Kata depan berarti juga menunjukkan tempat atau waktu/keadaan.
Contoh:
Di rumah, di depan, di pintu, di mana
Dari Medan, dari timur, dari sana
Ke sawah, ke sekolah, ke kantor
3.AWALAN DI
Jika di adalah berupa awalan, maka penulisannya disambung atau serangkai.
Contoh:
dimakan, diberi, dinilai, dll.
4.PENGGUNAAN PARTIKEL LAH, KAH, DAN PUN
Penggunaan partikel lah dan kah, ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Bawalah, berhentilah, dll.
Siapakah, apakah, dll.
Penggunaan partikel ‘pun’ bisa ditulis serangkai dengan kata dasar, bisa juga ditulis terpisah dengan kata dasar.
Contoh partikel ‘pun’ yang ditulis serangkai;
adapun
andaipun
ataupun
bagaimanapun
biarpun
kalaupun
kendatipun
maupun
meskipun
sekalipun
sungguhpun
walaupun.
Contoh partikel ‘pun’ yang ditulis terpisah adalah kata pun yang berarti “juga”.
malam pun
hidup pun
mati pun, dll.
Kecuali kata “sekalipun” bisa ditulis terpisah atau serangkai, tergantung konteks kalimatnya.
Misalnya:
Sekalipun orang kaya, dia tetap pribadi yang rendah hati
Sekali pun dia tak pernah mau berkunjung ke sini