Mengenal filologi, tujuan sejarah dan perkembanganya
Mungkin kata Filologi masih terasa asing bagi kita. Apa sih Filologi itu? Untuk lebih jelasnya akan diterangkan di bawah ini.
1. Filologi adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang sejarah, pranata, dan kehidupan suatu bangsa yang terdapat dalam naskah-naskah lama.
2. Tujuan dari mempelajari filologi adalah untuk mengetahui isi teks dari pengarang dan mengetahui bentuk teks yang disajikan. Selain itu, filologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari kebudayaan, ilmu sosial, hingga sejarah.
3. Kata filologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu philogia yang memiliki arti cinta akan kata-kata. Seiring dengan berjalannya waktu, pengertian tersebut terus meluas yaitu senang berbicara, senang belajar, senang kepada ilmu, senang terhadap tulisan, senang terhadap karya sastra, hingga memiliki arti senang terhadap tulisan yang bernilai tinggi dan astetik.
4. Filologi juga sering disebut sebagai ilmu pengkajian sastra, karena mampu mengkaji karya-karya Homerus, Plato, Herodotus, Hippokrates, Sokrates, Aristoteles yang dianggap sebagai karya sastra dengan genre yang tinggi. Di Eropa, filologi bertujuan untuk mengkaji, melakukan kritik dan asal-usul teks.
Di Belanda sendiri filologi digunakan untuk mengkaji teks sastra yang dihubungkan dengan latar belakang budaya. Di Prancis, filologi merupakan ilmu yang berfungsi untuk mengkaji suatu dokumen tertulis. Di Inggris filologi bertujuan untuk mengkaji ilmu linguistik terhadap teks-teks yang sudah lama, atau kajian tersebut sering disebut oleh linguistik historis. Di Indonesia, penerapan kajian filologi sama dengan negara Belanda yaitu untuk mengkaji asal-usul teks, makna, hingga latar belakang budayanya.
Orang yang ahli dalam bidang filologi disebut filolog. Seorang filolog memiliki tugas untuk mengungkapkan kebenaran dalam teks sejarah, juga membuka fakta dari ilmu-ilmu di masa lalu yang dapat dimanfaatkan ilmunya di masa kini.
Adapun perkembangan daripada filologi adalah sebagai berikut:
a.Filologi di Eropa Daratan
Kegiatan filologi mulai dilakukan oleh bangsa Yunani di abad ke-3 SM di Zaman Renaisans
Perkembangan kajian filologi pada Zaman Renaisans dipengaruhi oleh kekalahan Kerajaan Romawi Timur oleh bangsa Turki di abad ke-15. Ahli filologi banyak yang berpindah dari Eropa Timur ke Eropa Selatan, dan menetap di Kota Roma. Di tempat baru, para peneliti naskah lebih banyak melakukan kegiatan sebagai pengajar, penyalin naskah, hingga penerjemah teks dari bahasa Yunani ke Bahasa Latin. Selain itu, dengan hadirnya mesin cetak oleh Gutenberg pada abad ke-15 mengakibatkan kajian filologi semakin berkembang.
b.Romawi Barat
Perkembangan kajian filologi di Romawi Barat dipengaruhi oleh kegiatan penggarapan naskah yang menggunakan bahasa Latin. Kegiatan ini berlangsung sejak abad ke-3 SM. Naskah tersebut berbentuk puisi dan prosa yang bermanfaat untuk perkembangan dunia pendidikan di Eropa.
Tradisi menggunakan bahasa Latin dalam penggarapan naskah menjadikan bahasa Latin dijadikan bahasa ilmu pengetahuan. Selain itu, di Romawi Barat juga banyak melakukan kajian mengenai naskah keagamaan yang dipengaruhi oleh kegiatan penyebaran agama Kristen di benua Eropa.
Perkembangan filologi pada abad ke-4 mulai menjadikan naskah-naskah yang sudah diteliti dalam bentuk buku yang disebut codex yang terbuat dari kulit binatang. Hal lain yang mengalami perkembangan yaitu, mulai menggunakan sistem halaman agar memudahkan untuk pencarian informasi.
c.Romawi Timur
Perkembangan kajian filologi di Romawi Timur bermula dari kebiasaan menulis mengenai tafsir dari isi naskah yang ditulis di tepi halaman. Catatan tafsir tersebut merupakan scholia. Di saat kajian teks Yunani berkembang di Romawi Timur, para peneliti mengenai kajian filologi masih belum banyak jumlahnya. Sebagai solusinya, naskah-naskah penting diajarkan dalam kelas-kelas ketika kuliah dipelbagi perguruan tinggi.
d.Zaman Renaisans
Perkembangan kajian filologi pada Zaman Renaisans dipengaruhi oleh kekalahan Kerajaan Romawi Timur oleh bangsa Turki di abad ke-15. Ahli filologi banyak yang berpindah dari Eropa Timur ke Eropa Selatan, dan menetap di Kota Roma. Di tempat baru, para peneliti naskah lebih banyak melakukan kegiatan sebagai pengajar, penyalin naskah, hingga penerjemah teks dari bahasa Yunani ke Bahasa Latin. Selain itu, dengan hadirnya mesin cetak oleh Gutenberg pada abad ke-15 mengakibatkan kajian filologi semakin berkembang.
e.Filologi di Kawasan Timur Tengah
Perkembangan filologi di kawasan Timur Tengah dipengaruhi oleh ilmu yang dibawa dari Yunani. Budaya belajar di Timur Tengah sudah ada sejak abad ke-4, hal ini dibuktikan dengan adanya perguruan tinggi yang beroperasi dan beberapa pusat studi dengan berbagai bidang ilmu yang sudah berdiri.
Di kawasan Timur Tengah banyak terdapat dokumen-dokumen lama yang ditulis oleh bangsa Arab dan Persia. Karya tersebut ada sebelum agama Islam tersebar di kawasan Timur Tengah, karya-karya tulisan yang tercipta berupa puisi dan prosa. Setelah Islam tersebar di negara Arab, karya-karya tulisan yang memiliki genre mistik menyebar hingga Persia di abad ke-10 Masehi hingga abad ke-13 Masehi.
f.Filologi di Kawasan Asia-India
India adalah salah satu negara di Asia yang banyak memiliki peninggalan naskah kuno. Hal ini terbukti dengan banyaknya peninggalan mengenai naskah-naskah prasasti yang sudah diteliti. Naskah yang terkenal dari negara India yaitu Kassweda yang disusun pada abad ke-6 SM. Naskah tersebut merupakan kitab suci agama Hindu.
Naskah-naskah tersebut mulai diteliti oleh bangsa Barat pada tahun 1498. Kajian filologi di kawasan Asia mengenai naskah-naskah yang ada mampu membuka khazanah kebudayaan Asia. Naskah-naskah tersebut digunakan untuk penelitian studi humaniora, selain itu naskah tersebut digunakan untuk memperkuat mengenai penelusuran sejarah bangsa Asia dan kebudayaannya.
Metode.
1.KODIKOLOGI
Kodikologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai naskah-naskah. Istilah kodikologi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1944 oleh seorang ahli bahasa bernama Alphonse Daian. Namun, baru dikenal secara luas pada tahun 1949. Kodikologi membantu para filolog untuk menelaah bentuk fisik dari sebuah naskah.
Secara bahasa, kodikologi berasal dari bahasa Latin, yaitu codex atau berarti tunggal dan codices yang berarti jamak. Kata codex sendiri memiliki arti dasar kayu, namun dalam filologi codex ini memiliki arti suatu karya yang memiliki genre karya klasik yang berbentuk naskah.
Kodikologi membantu dalam penelitian filologi untuk menelaah gaya tulisan dalam naskah, tanda tangan, hingga segel yang terdapat dalam naskah.
Penelitian dengan menggunakan metode kodikologi di Indonesia masih sedikit jumlahnya. Salah satu peneliti yang terkenal meneliti mengenai naskah nusantara yaitu Voorhoeve. Ia menulis tentang pengkajian tempat penyalinan naskah Algemeene Sectretarie yang terletak di Jakarta pada abad ke-19. Penelitian tersebut dikembangkan oleh Maria Indra Rukmi pada tahun 1997 yang meneliti tentang penyalinan naskah Melayu di Jakarta pada Abad ke-19 dengan pendekatan kodikologi.
1.TEKSTOLOGI
Tekstologi merupakan ilmu yang menelaah asal-usul teks, hingga mengenai pemahaman teksnya. Selain itu tekstologi juga mempelajari tentang asal-usul suatu naskah. Kajian tekstologi mengedepankan penyuntingan dalam sebuah penelitian teks. Penggambaran sejarah mengenai teks harus didahulukan, serta menganalisis bahan-bahan yang ada dalam teks juga harus diteliti.
KAJIAN DAN LANGKAH-LANGKAH
1.Inventarisasi naskah
Tahapan pertama dalam melakukan penelitian filologi yaitu inventarisasi naskah. Kegiatan tersebut merupakan pengumpulan data yang dikerjakan dengan menggunakan studi katalog dan studi lapangan.
Studi katalog merupakan kegiatan untuk membaca dan memahami katalog naskah. Kegiatan ini bertujuan untuk mencari, mencermati, dan menemukan naskah yang akan digarap untuk dikaji. Katalog memberikan informasi mengenai gambaran isi naskah, jumlah halaman, tempat penemuan naskah, penomoran naskah, serta tempat dan waktu penyalinan naskah. Naskah yang sudah terdaftar dalam katalog disediakan di museum, instansi yang mengoleksi naskah, dan perpustakaan.
Kegiatan kedua dalam kegiatan inventarisasi naskah yaitu studi lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan cara melihat langsung keadaan naskah yang akan digarap penelitiannya. Studi lapangan dikerjakan di museum, perpustakaan atau lokasi di mana naskah tersebut ditemukan.
2.Deskripsi naskah
Tahapan kedua dalam melakukan penelitian filologi yaitu deskripsi naskah. Deskripsi naskah merupakan kegiatan untuk menguraikan dan melihat gambaran naskah dalam bentuk fisik secara rinci. Selain itu, dalam tahapan ini peneliti harus mencatat mengenai garis besar isi teks, dimulai dari pembukaan, isi, dan penutup teks. Naskah dan teks dideskripsikan dengan urutan mencatat nomor naskah, mengukur ketebalan teks, melihat dan mendeskripsikan keadaan naskah, melihat tulisan naskah, dan menceritakan garis besar isi teks.
3.Transliterasi naskah
Tahapan ketiga dalam melakukan penelitian filologi yaitu transliterasi naskah. Transliterasi naskah yaitu kegiatan mengganti jenis tulisan, dari abjad yang satu ke abjad yang lainnya. Kegiatan transliterasi hanya mengganti aksara bahasa ke dalam huruf Latin. Sebagai contoh, aksara Arab yang diganti ke dalam aksara Latin agar mudah dipahami dan mudah dibaca.
4.Kritik teks
Tahapan keempat dalam melakukan penelitian filologi yaitu kritik teks. Kritik teks merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi kesalahan salin tulis dan memberikan alternatif perbaikannya. Tujuannya agar diperoleh teks yang autentik. Hasil dari kegiatan kritik teks yaitu untuk mengkaji umur naskah dan identitas pengarang, hingga diperoleh identitas yang asli sesuai fakta naskah.
5.Suntingan teks
Suntingan teks adalah kegiatan untuk memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam teks, yang disesuaikan dengan kaidah penulisan di masa sekarang. Namun, meskipun terdapat banyak perombakan, kegiatan penyuntingan teks tidak boleh mengubah makna dari isi teks tersebut.
Perbaikan-perbaikan yang biasa dilakukan dalam kegiatan penyuntingan teks contohnya memperbaiki hilangnya beberapa huruf dalam teks, pengulangan baris dan bait dalam teks, memberikan tanda baca dalam teks, dan memberikan sub judul dalam teks. Naskah hasil suntingan teks yang sudah selesai biasanya disebut dengan edisi teks.
Tujuan dari edisi teks tersebut yaitu untuk menyusun ulang naskah sesuai dengan naskah aslinya atau minimal mendekati aslinya. Langkah-langkah dalam menyusun edisi teks yang pertama yaitu recendcio textus, yang merupakan kegiatan memilih naskah yang saling berkaitan dan memiliki penurunan seperti silsilah keluarga. Selain memilih naskah, juga dilakukan tahapan eliminasi dan melakukan pencarian hubungan antar naskah. Tahapan kedua yaitu exminatio atau kegiatan pengujian. Teks dilakukan pengujian untuk mencari naskah yang autentik serta mendekati teks aslinya. Tahapan ketiga yaitu emendation atau kegiatan perbaikan. Kegiatan ini menampilkan hasil naskah yang sudah mengalami perbaikan.
6.Terjemahan
Kegiatan menerjemahkan merupakan kegiatan memindahkan makna bahasa dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Oleh karena itu, hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan penerjemahan yaitu perbedaan frasa dan nomina. Penerjemah harus bisa menemukan makna yang paling mendekati dengan bahasa sumber dan bahasa sasaran. Tujuannya agar mudah dipahami oleh pembaca.
7.Objek kajian Naskah
Objek kajian dalam penelitian filologi yaitu naskah dan teks. Naskah merupakan seluruh tulisan yang dituangkan dalam kertas, lontar, kulit kayu, dan rotan. Naskah yang dihasilkan oleh tulisan tangan dinamakan handscrift atau manuskrip. Naskah kuno yang ada di Indonesia banyak tersimpan di negara Belanda.
Tujuannya ketika masih dijajah negara Belanda banyak mempelajari adat istiadat dan bahasa dari naskah-naskah tersebut. Naskah-naskah tersebut tersebut banyak tersimpan di Amsterdam, Leiden, Delft, dan Rotterdam.
Salah satu naskah tertua di Indonesia yaitu naskah Negarakertagama yang berisi tentang perjalanan kerajaan Majapahit. Naskah ini ditulis oleh Empu Prapanca dengan menggunakan bahasa Kawi. Secara keseluruhan, kitab Negarakertagama berisi tentang tokoh Prabu Hayam Wuruk dan masa kejayaan kerajaan Majapahit. Selain itu, kitab ini juga berisi tentang kondisi sosial, politik, keagamaan hingga kebudayaan yang ada di kerajaan Majapahit.
8.Teks
Objek kedua dari penelitian filologi yaitu teks. Teks adalah bagian abstrak dari suatu naskah. Sifat abstrak mengakibatkan suatu teks hanya bisa dibayangkan saja, namun apabila sudah dibaca baru bisa diketahui isi dari teks yang berupa ide, informasi hingga amanat dari penulisnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa teks merupakan bagian isi dari naskah. Berdasarkan sifatnya, teks dibagi menjadi tiga yaitu, teks lisan, teks tulisan, dan teks yang berbentuk cetakan.
9.Tujuan
Manfaat dari kajian filologi yaitu untuk memberikan pemahaman mengenai kebudayaan suatu bangsa dari karya sastra lisan dan sastra tulisan. Mampu mengetahui makna dan fungsi teks bagi masyarakat. Serta mengungkapkan nilai-nilai budaya lama yang ada dalam pengembangan kebudayaan.
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian filologi yaitu untuk melakukan penyuntingan sebuah teks agar tetap mempertahankan teks aslinya. Kajian filologi mampu mengungkap sejarah terjadinya teks serta perkembangannya.
Filologi juga bertujuan untuk mengembalikan teks yang diperkirakan mendekati dengan naskah aslinya, melalui teknik perbandingan naskah secara teliti. Hingga di akhir penelitian filologi mampu menetapkan bentuk dari sebuah teks yang paling autentik.
10.Manfaat
Manfaat dari mempelajari filologi yaitu:
1.Dapat memahami ide, kebudayaan, serta pemikiran-pemikiran orang terdahulu.
2.Mampu mengetahui adat istiadat orang-orang terdahulu.
3.Bisa melestarikan budaya lama dan melakukan pengembangan masyarakat pada zamannya.
4.Mampu mengetahui proses penulisan dan penyalinan naskah.
Nah demikian untuk penjelasan filologi dalam dunia sastra, semoga dengan adanya penjelasan inj akan menambah pengetahuan kita dan menjadi manfaat bagi kita semua.