Cara Ternak Kijang Dan Rusa

Rusa Sambar (Cervus Unicolor Brookei) termasuk gologan ternak ruminansia yang mempunyai tingkah laku jelas berbeda dengan ruminansia lain, yaitu mempunyai ketajaman penciumam dan pendengaran serta kecepatan berlari dan melompat cukup tinggi.

Pada umur dewasa berbadan besar, tungkai panjang, hidung gelap dan suara khas melengking nyaring. Umumnya bulu berwarna hitam kecoklatan dan cenderung coklat keabu-abuan atau kemerahan, warna gelap sepanjang bagian atas.

Bobot rusa sambar dewasa (10-12 bulan), betina 80-90 kg. Panjang badan berkisar 1,5 m dan tinggi badan 1,4-1,6 m. Bobot lahir 3-4 kg, sedangkan yang jantan antara 90-125 kg.

Perkawinan alami secara umum berkisar antara bulan juli sampai september, masa bunting 235 hari atau 7-8 bulan dan calving interval 10-12 bulan.

Jenis rusa asli Indonesia ini biasanya aktif di malam hari meskipun sering kali tetap melakukan aktifitas di siang hari. Makanan utamanya adalah daun-daun muda, rumput, buah, dan akar tanaman.

Kijang merupakan binatang poligami. Jenis rusa ini tidak memiliki musim kawin tertentu sehingga perkawinan terjadi sepanjang tahun.

Kijang betina dapat melahirkan sepanjang tahun dengan usia kehamilan berkisar 6-7 bulan. Dalam sekali masa kehamilan, kijang melahirkan 1-2 ekor anak.

Jenis Rusa Yang Cocok Diternak

1. Rusa sambar

Rusa sambar (disebut juga rusa sambur, sambhur, Tamil: Kadaththi man), adalah jenis rusa besar yang umum berhabitat di Asia.

Spesies yang umum memiliki ciri khas tubuh yang besar dengan warna bulu kecoklatan. Sambar dapat tumbuh setinggi 102 cm – 160 cm sampai bahu dengan berat sekitar 546 kg.

Sambar umumnya berhabitat di hutan dan bergantung pada tanaman semak atau rerumputan. Mereka umumnya hidup dalam kelompok dengan anggota 5 – 6 anggota banyak terdapat di Pulau Sumatera dan Kalimantan di Indonesia.

2. Rusa bawean

Rusa bawean (Axis kuhlii) adalah sejenis rusa yang saat ini hanya ditemukan di Pulau Bawean di tengah Laut Jawa, Secara administratif pulau ini termasuk dalam Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

3. Cervus timorensis

Jenis Cervus timorensis, memiliki bulu coklat dengan warna bagian bawah perut dan ekor berwarna putih. Hewan jantan relatif lebih besar dibandingkan dengan betinanya.

Tinggi badannya antara 91-102 cm dengan berat badan 103-155 kg, lebih kecil bila dibandingkan dengan Sambar (Cervus unicolor). Rusa jantan mempunyai tanduk yang bercabang.

Tanduk akan tumbuh pertama kali pada anak jantan umur 8 bulan. Setelah dewasa, ranggah menjadi sempurna yang ditandai dengan terdapatnya 3 ujung runcing.

4. Kijang atau muncak

Kijang atau muncak adalah kerabat rusa yang tergabung dalam genus Muntiacus. Kijang berasal dari Dunia Lama dan dianggap sebagai jenis rusa tertua, telah ada sejak 15-35 juta tahun yang lalu, dengan sisa-sisa dari masa Miosen ditemukan di Perancis dan Jerman.

Baca Juga:   Cara Memelihara Kucing Merawat Kucing Agar Tetap Sehat

Kijang tidak mengenal musim kawin dan dapat kawin kapan saja, namun perilaku musim kawin muncul bila kijang dibawa ke daerah beriklim sedang. Jantannya memiliki tanduk pendek yang dapat tumbuh bila patah.

5. Rusa totol

Rusa totol (Axis axis) merupakan hewan herbivora yang menyukai segala jenis tumbuhan terutama rumput dan dedaunan.

Rusa totol dewasa (pubertas) pada umur 10-15 bulan (rusa betina) dan pada jantan pada umur 12-16 bulan (pada jantan).

Seekor rusa betina akan bunting selama 234 hari, dan mempunyai jarak antar kelahiran sekitar 275 hari. Usia rusa yang menjadi ikon Istana Bogor ini berkisar antara 20-30 tahun.

Reviews

95 %

User Score

1 ratings
Rate This

Sharing