Layak Tidaknya Pernikahan Dijalani

Seiring konsekuensi bertambahnya tanggung jawab, pernikahan haruslah juga membuat hidup lebih mudah, stabil, fokus, dan bermakna. Untuk itu orang harus memahami apa yang mampu ia dan calon pasangannya bawa ke dalam pernikahan. Ia juga harus paham, pernikahan adalah sebentuk kerjasama jangka panjang yang meniscayakan pertimbangan matang, perencanaan, kepercayaan, keberanian, dan komitmen.

Kita sebagai manusia bisa saja tetap dalam keadaan melajang untuk memenuhi kebutuhan pokok sandang, pangan, papan, dan penyaluran hasrat seksual. Lantas kenapa manusia masih harus menikah untuk memenuhinya?

Fungsi Pernikahan Dalam Kehidupan Manusia

Pertama, efektivitas.
Seperti dikatakan tadi, pernikahan ini adalah sebentuk kerjasama, yang artinya ada pembagian peran dan “patungan modal”.Untuk pasangan yang sama-sama pekerja, andaikan pendapatannya sama, mengumpulkan sejumlah uang bisa jadi dua kali lebih cepat. Untuk pasangan dengan satu pihak menangani urusan domestik, efektivitas ini akan tetap terasa, karena urusan domestik tentu juga butuh banyak biaya dan pasangan yang bersedia menanganinya bisa membuatnya lebih ekonomis. Ini memang proyeksi idealis dan simplifikatif, karena persoalan hidup biasanya lebih kompleks dan tak terduga, namun tetap bisa jadi dasar pijakan.

Kedua, pengalaman dan makna sentimental.
Mencapai sesuatu penting. Bagaimana mencapainya tidaklah kalah penting. Orang bisa saja melakukan masturbasi atau membeli layanan hubungan seksual, namun memenuhi kebutuhan biologis ini BERSAMA pasangan memberi pengalaman dan makna istimewa, melibatkan emosi yang tak cuma sepihak. Anda bisa mendahuluinya dengan melakukan berbagai aktivitas romantis—dalam bentuk nonton film, makan di restoran, berbelanja, jalan-jalan di pantai. Tidak to the point. Dan pada saat mau bikin rumah ketika finansial sudah mencukupi, Anda bisa menentukan desainnya bersama-sama, berlelah-lelah berdua untuk mewujudkan dan menyempurnakannya, manis bukan .

Baca Juga:   Cobaan Yang Datang Karena Allah Tau Kau Sanggup

Ketiga, legalitas.
Di satu sisi, legalitas bisa sangat menyebalkan dan bersifat basa-basi. Namun pernikahan adalah salah satu institusi tertua di dunia. Mungkin yang paling tua. Ia sudah mengakar dalam kebudayaan dan punya pengaruh sangat menentukan dalam konstruksi sosial yang luas. Ini salah satu alasan kenapa pertanyaan “Kapan nikah?” atau semacamnya populer di momen lebaran. Ini penyebab akta nikah dijadikan syarat untuk mendapat akta kelahiran dan akta kelahiran pada gilirannya jadi syarat penerbitan berbagai dokumen legal. Saya tak bermaksud membenarkan praktik yang merepotkan ini, namun dalam banyak segi dan urusan yang menyangkut legalitas, pernikahan adalah pilihan praktis.

Keempat, upaya ibadah.
Semuanya juga paham jika dia manusia berinisiatif untuk menikah maka segala sesuatu yang ada di dalamnya akan menjadi ladang pahala bagi pasangan tersebut. Mulai dari makan bersama, mandi bahkan tidur pun akan mendapatkan pahala jika dilakukan dengan ikhlas karena Allah.

Kelima, upaya meneruskan keturunan.
Salah satu dari fungsi pernikahan pastinya meneruskan keturunan meskipun tak sedikit yang menikah tapi tidak juga mempunyai keturunan. Tak mengapa, karena untuk yang satu ini campur tangan Allah lah yang bekerja. Layak atau tidaknya pasangan menerima titipan Allah.

Wallahua’lam

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing