Asal Usul Buto Ijo

Asal Usul Buto Ijo – Kisah Buto Ijo merupakan salah satu Legenda klasik yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Mulai dari legenda Buto Ijo dengan Timun Mas, Buto Ijo sebagi sosok Pesugihan, hingga Filosofi Buto Ijo menurut kepercayaan masyarakat Jawa.

Dilansir dari laman Youtube, susan Widhianto, Mbah Firman dan sumber lainnya, Buto Ijo dalam kepercayaan orang jawa diketahui sebagai sosok siluman raksasa hijau yang terdapat dalam mitologi Jawa atau cerita rakyat.

Legenda/Dongeng Buto Ijo

Penampakan Buto Ijo digambarkan berwajah seram dengan matanya besar dan tubuh berwarna hijau, mahluk ini juga berambut panjang, memiliki gigi taring yang panjang, dan terkadang bisa menjadi kecil seukuran manusia.

Salah satu kebiasaan Buto Ijo adalah menculik anak-anak untuk dijadikan budak dan kemudian dimangsa. Konon, untuk menangkal datangnya raksasa hijau ini dapat menggunakan bambu kuning yang dibuat seperti kalung.

Sedangkan dongeng atau kisah Buto Ijo dalam legenda Timun Mas dapat ditemukan dalam cerita rakyat dari Jawa Tengah.

Dalam cerita Timun Mas, Buto Ijo dikisahkan sebagai tokoh antagonis yang membantu seorang ibu yang tidak memiliki anak.

Dan dengan kesaktiannya itulah ia mampu menyulap atau merubah sebuah timun mas, yang ketika dibelah lahirlah seorang bayi perempuan.

Akan tetapi, bantuan yang diberikan tidak datang secara cuma-cuma. Buto Ijo meminta agar bayi yang kemudian diberi nama Timun Mas itu diserahkan lagi kepadanya kelak setelah dewasa.

Kemudian ketika Timun Mas telah dewasa, sang ibu merasa berat hati dan tidak dapat menyerahkan putrinya begitu saja, karena ia tau jika putrinya diserahkan hanya untuk dimangsa oleh Buto Ijo.

Baca Juga:   Misteri Hantu Cantik Lastri Bunga Desa Geneng Juwana Pati

Namun mahluk raksasa hijau itu tetap datang untuk mengambil Timun mas. Dengan segala cara, Timun Mas berusaha menghindari kejaran Buto Ijo dengan benda-benda yang dimilikinya.

Di akhir cerita, benda-benda seperti garam, duri, dan terasi yang dimiliki Timun Mas ternyata berhasil untuk mengalahkan Buto Ijo.

Pesugihan Buto Ijo

Selain digambarkan sebagai tokoh antagonis dalam dongeng Timun Mas, sosok Buto Ijo juga dikenal bisa dijadikan pesugihan.

Mendengar kata pesugihan tentu yang terlintas di dalam pikiran adalah tumbal nyawa. Praktik pesugihan hitam dari bangsa jin terutama Buto Ijo sangat sering meminta tumbal nyawa manusia sebagai syarat ritual.

Seperti diketahui sosok Buto Ijo dalam pesugihan dikenal sebagai salahsatu makhluk gaib yang senang menampakkan wujudnya pada manusia.

pemerhati spiritual Mbah Firman dalam Channel Youtubnya mengungkap alasan berbahaya jika nekat melakukan praktek pesugihan Buto Ijo ini.

Pada umumnya jika ingin memanfaatkan jasa dari makhluk halus seperti ini, harus melalui perantara ahli spiritual ilmu hitam yang tinggi dan mampu berkomunikasi dengan alam gaib.

Mbah Firman mengungkap jika sosok Buto Ijo tidak dapat dikendalikan oleh sembarang orang karena memiliki perangai bengis dan sulit dikontrol.

Sebelum melakukan ritual pemanggilan buto ijo untuk pesugihan, ada beberapa syarat dan sarana yang harus dipersiapkan seperti kembang setaman.

Setelah Buto Ijo dipanggil dan menyantap semua sesajen yang diberikan, barulah sosok ini dapat diajak untuk bernegosiasi.

Dengan melalui perantara dukun inilah, buto ijo serta pelaku pesugihan akan melakukan perjanjian yang harus disepakati kedua belah pihak.

Baca Juga:   Ketahui masalah mesin diesel dari warna asap

Salah satu poin yang penting dan mengerikan dari perjanjian pesugihan ini adalah tumbal yang harus diberikan pada waktu-waktu tertentu.

Setelah terjadi kesepakatan, sosok Buto Ijo akan mengikuti kemanapun pemiliknya pergi karena sosok ini bertugas untuk membantu melancarkan rezeki pelaku pesugihan.

Sosok Buto Ijo yang didapatkan dari pesugihan dapat melancarkan rezeki pemiliknya. Contohnya memikat calon pelanggan, klien, hingga menakut-nakuti pesaing usaha.

Tidak hanya berhenti di sana, Buto Ijo dapat diperintahkan untuk urusan tertentu seperti membuat celaka target yang diperintahkan pemiliknya.

Selain kekayaan, sosok Buto Ijo yang dipelihara pelaku pesugihan dapat digunakan untuk melindungi rumah pemilik dari berbagai ancaman.

Setiap bentuk pesugihan tentu meninggalkan ciri khusus pada setiap pelakunya, tidak terkecuali pelaku pesugihan Buto Ijo.

Biasanya pelaku pesugihan Buto Ijo senang mengecat rumahnya dengan warna hijau terang. Hal ini bertujuan untuk menghindari terlihatnya sosok Buto Ijo yang berkeliaran di sekitar rumah.

Selain itu, kebanyakan pelaku pesugihan Buto Ijo tidak memiliki rasa empati atau rasa iba kepada sesama. Tidak heran jika pelaku pesugihan Buto Ijo rela menyerahkan nyawa diri sendiri atau keluarga terdekat sebagai tumbal.

Filosofi Buto Ijo

Dalam budaya Jawa, hidup berdampingan dengan mengedepankan tatakrama dan adab merupakan suatu identitas. Mereka juga diharuskan hidup dengan berbudi pekerti yang luhur antar sesama manusia.

Untuk dapat menerepkan semua itu, maka masyarakat Jawa harus memiliki kepercayaan dan keyakinan jika dirinya sedang dilihat oleh suatu Dzat Yang Maha Kuasa.

Oleh karena itulah dalam keyakinan Jawa, orang yang selalu berbuat baik, berbudi pekerti tinggi, dan bertata krama merupakan orang yang percaya terhadap Tuhan YME, yang kemudian disebut dengan “Beragama”.

Baca Juga:   Asal Usul Genderuwo

Secara bahasa, agama berasal dari bahasa sansekerta, yaitu: (a) berarti tidak, dan (gama) berarti kacau, jadi agama berarti “tidak kacau atau teratur”.

Oleh karena itu dengan tata krama orang Jawa akan melakukan kehidupan dengan damai dan tanpa kekacauan, karena merasa dipantau oleh Tuhan YME.

Kemudian apa yang terjadi jika tidak percaya terhadap Tuhan? Orang tersebut akan berada diluar prosedur yg disebutkan tadi.

Maka digambarkanlah istilah Buto Ijo, Yang artinya, (Buto) tidak melihat, (Ijo) itu lambang keimanan atau kesejukan iman.

Buta Ijo secara umum dapat diartikan sebagai orang yang tidak beriman, orang yang tidak percaya terhadap Tuhan.

Yang kemudian digambarkan dalam bentuk fisiknya, yang pertama Buta Ijo memiliki mata melotot, hal itu pun digambarkan jika dia mudah marah dan gampang tersulut emosi.

Selanjutnya dari bentuk taring dan lidah yang menjulur begitu panjang, menggambarkan watak yang ingin menang sendiri, selalu merasa paling benar dan tidak ingin dibantah. Bahkan digambarakan juga seperti ingin memakan teman sendiri, dalam arti menipu, menjilat, dan mengambil hak orang lain.

Buto Ijo juga memiliki kuku panjang, yang menunjukan jika orang dengan karakter Buto Ijo ini ingin mencakar orang, dalam artian ingin menguasai dan merusak kebahagiaan orang lain.

Dan yang terakhir sosok Buto Ijo ini digambarkan begitu besar, gambaran merasa paling besar dan merasa menguasai segala hal, dalam bahasa Jawa disebut gumede.


source : pakpandir.com | sipjos.com | CutMedia

Reviews

100 %

User Score

2 ratings
Rate This

Sharing