Mengenal PUEBI Sebagai Pondasi Tulisan

“PUEBI tuh, apa sih?”

PUEBI adalah hal yang paling penting dalam dunia sastra atau dunia bahasa Indonesia.

Dulu, saat belajar bahasa Indonesia kita pasti tidak asing dengan istilah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Pedoman EYD adalah pedoman ejaan bahasa Indonesia yang sudah berlaku sejak tahun 1972. Namun, pada tahun 26 November 2015 yang lalu, EYD sudah diganti menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

PUEBI merupakan singkatan dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yakni aturan ejaan bahasa Indonesia yang dikeluarkan sejak tanggal 26 November 2015. Meskipun pedomaan ejaan PUEBI ini sudah dikeluarkan bertahun-tahun yang lalu namun banyak orang hanya mengenal aturan EYD saja.

Disebut dalam salah satu buku Catatan Budaya Bugis Makassar (Guepedia, 2020) karya Kak Farid, yang isinya mengatakan beberapa inti PUEBI. Diantaranya :

•Pemakaian huruf (meliputi huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring, huruf tebal).

• Penulisan kata (meiputi kata dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, gabungan kata, pemenggalan kata, kata depan, partikel, singkatan dan akronim, angka dan bilangan, kata ganti, kata sandang).

• Pemakaian tanda baca (meliputi tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah (—), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda elipsis (…), tanda petik (“…”), tanda petik tunggal (‘…’), tanda kurung ((…)), tanda kurung siku ([…]), tanda garis miring (/), tanda penyingkat (”)).

Baca Juga:   Kesalahan Pada Sebuah Tulisan

• Penulisan unsur serapan.

Sebenernya, butuh banyak proses untuk memahami tulisan agar sesuai dengan PUEBI. Jadi, memahami apa itu PUEBI sangat penting terutama bagi kamu yang bekerja di dunia kepenulisan, atau cukup menyukai dunia sastra yang di dalamnya kamu bisa menuliskan beberapa kalimat mewakili segala rasa.

-> Menurut PUEBI :

1. Aturan Menulis Huruf Kapital
PUEBI menambahkan aturan mengenai penggunaan huruf kapital untuk huruf awal pada julukan, pangkat, sebutan dan sebagainya. Misalnya julukan seperti Ksatria Baja Hitam dituliskan dengan huruf kapital.

2. Aplikasi Tanda Baca
PUEBI mengatur penggunaan tanda hubung sebagai pemisah dari kalimat yang setara yang ada di kalimat majemuk.

3. Diakritik dari Pelafalan Huruf Vokal [e]
Pada aturan PUEBI, pelafalan vokal huruf [e] terdiri dari tiga diakritik. Diakritik vokal huruf [e] yang pertama adalah [é] (taling tertutup) yang diucapkan pada kata sore, petak, serta enak.

4. Adanya Tambahan Diftong [ei]
Penambahan diftong karena adanya kata serapan seperti geiser, survei dan eigendom. Kata eigendom mungkin masih sedikit asing karena belum banyak digunakan. Eigendom memiliki arti kepunyaan, kepemilikan mutlak suatu barang.

5. Aturan Menulis Huruf Tebal
Huruf tebal di dalam aturan PUEBI diterapkan pada kata-kata yang sudah ditulis dengan teknik italic atau tulisan miring. Istilah asing adalah beberapa kata yang penulisannya harus ditulis miring dan cetak tebal.

Baca Juga:   Tiga Neptu Weton Wanita Pembawa Sial Menurut Primbon Jawa

Dalam PUEBI juga diatur penulisan huruf tebal pada nama bab, judul buku, subbab serta bagian teks yang harus dipertegas.

PUEBI menjadikan bagian tertib ilmu yang seharusnya dipatuhi agar bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa kebanggaan. Sudah seharusnya penggunaan PUEBI diindahkan dengan baik dan benar dalam surat menyurat, karya tulis, naskah buku dan lain-lain.

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing

Leave your comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *