Apakah Wanita Harus Mandiri Secara Financial

Ada banyak rumah tangga yang mengalami perceraian yang mengakibatkan banyaknya wanita menjadi janda / single parents.Sebuah berita yang sebenarnya bukan hal mengejutkan bagi kita.Hal yang lumrah karena ekonomi adalah salah satu hal utama dalam pernikahan setelah perilaku yang tak baik pasangan tentunya.

Wanita itu harus bisa mandiri secara keuangan.

Bukan hal yang tabu untuk mandiri daripada terlalu mengharap uang dari suami.Mandiri secara finansial adalah conditional.Semua istri atau wanita paham finansial suami masing-masing saat dibandingkan dengan keinginan belanja , perempuan sendiri.

Jika gaji UMR, anak 2, tapi pengennya beli baju pesta sebulan sekali? Jelas istri harus mandiri secara finansial, agar tak terlalu berharap duit lebih dari suami.

Namun bila nominal gaji yang sama, keinginan cuma beli baju setahun sekali. Boleh skip bila gak niatan.

Nah kalau memang niat dan kebetulan punya hobby yang bisa menghasilkan uang, gak masalah. Silahkan, sejauh itu tak menciderai waktu istirahat kita dan waktu kita bersama keluarga. Apalagi niat cari uangnya buat hal mulia, seperti buat bantu suami bayar sewa rumah kalau masih nyewa atau paling kecilnya bantu meringankan beban suami.

Yang dilarang itu, cari uang karena merasa suami tak berguna lantaran tak mampu memenuhi kebutuhan sekunder istri.

Baca Juga:   Lirik sholawat azka taslimi arab latin terjemah lengkap

Wanita tak harus mandiri secara finansial

Jika yakin suami mampu dan mau menafkahi dengan layak.Masalahnya tentu tak sama jika anda mengendus suami punya gelagat “mencurigakan” dimana itu mengancam keberlangsungan anda sebagai istri satu-satunya. Maka anda wajib mandiri secara finansial!

Mandiri disini bisa bermakna banyak. Bisa jadi anda harus mandiri, memindahkan aset suami ketangan anda secara diam-diam. Surat berharga, ATM, logam mulia, STNK miliknya, kalau bisa amankan semuanya secara mandiri, sebelum dipindah tangankan ke wanita lain (ini tidak buat di tiru 😁)

Jika suami masih aman, kebutuhan primer masih aman, nothing to worry.Janganlah sampai memandang nafkah suami sebagai recehan hingga kita perlu mengambil langkah menurunkan derajat suami kita.

Alquran sudah menuliskan tentang peran lelaki atas wanita.

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka………….. (Annisa. 34).

“NAFKAH” menjadi nilai yang tinggi posisinya buat suami diatas istri.Sebaliknya, para suami harus sadar betul wajik menafkahi ini lah yang menempatkan ia lebih dari wanita, selain akalnya. Jangan sampai ketika menjadi suami merasa berkuasa penuh atas istri tapi nafkah tak sesuai UMR (Upah Mengurus Rumah Tangga).

Padahal inilah yang membuat dia jadi pemimpin.Tak heran ketika perkara nafkah ini tidak sesuai seperti semestinya. Maka keberkahan uang, hilang dari tempatnya.

Baca Juga:   Pasrah Bukan Berarti Menyerah

Sekali lagi, ini conditional. Jangan samakan dengan kasus suami sakit, suami pelit, istri kerja tetap-suami tidak, dst.

Saat merasa tak cukup sama nafkah suami, istri/wanita wajib mandiri secara finansial agar bisa membantu keuangan rumah tangga.Tujuannya selain bisa membantu keuangan rumah tangga bisa juga untuk nyenangin diri sendiri, pengen senang dengan meringankan beban suami.

Tapi semuanya dengan catatan harus ada ijin dari suami dan bukan niat untuk merendahkan suami.Jangan pernah berfikir menganggap suami rendah jika keuangan lebih dari suami.

Abaikan kata-kata tak bijak yang seperti ini…..”Ketika pria mempunyai uang banyak ia cenderung mencari perempuan lebih.Ketika perempuan mempunyai uang banyak ia cenderung tak butuh pria “

Sekalipun kita, perempuan ini, bisa melakukan semuanya sendiri, sesekali kembalilah ke fitrah “lemah” kita. Karena semestinya bukankah setiap lelaki akan bangga bila perempuannya merasa memiliki pasangan yang bisa diandalkan?

Bermanjalah sesekali, serupa;”Sayang, kok aku lemas serasa gak kuat. Tenaga ku habis buat mencintaimu seorang ….”Atau”Sayang, cari uang lah yang banyak. Biar istrimu bisa belanja tas baru. Karena cinta ini untukmu sudah gak sanggup disimpan dihati lagi. Sudah penuh. Harus dipindahin sebagian di tas atau brankas…”.

Kalau akhir ceritanya dibelikan tas, syukurlah itu artinya kita gak perlu mandiri secara finansial.Tapi kalau malah dibelikan karung goni, positif thinking aja, mungkin dia pengen muatan cintanya lebih banyak. Jangan berkecil hati.Ambil karungnya. Karungkan dan ikat dia sekalian didalamnya.

Baca Juga:   Mencintai Dalam Diam

Jadi semua pilihan ada ditangan istri dan suami jika suami mengijinkan silahkan maka Inyaa Allah akan menjadi amalan shaliha begitu juga jika ingin tetap dirumah karena merasa cukup dan semata mata untuk menjalankan perintah Rabb nya seperti yang diperintahkan di dalam Qs.Al Ahzab 33.

Sungguh jika semua manusia kembali kepada tujuan penciptaannya yaitu beribadah kepada Allah semata dan yidak menyekutukan Nya dengan apapun juga maka akan selamatlah kita dunia akhirat seperti janji Allah di dalam banyak firmanNya maupun melalui lisan nabiNya.

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Sharing