Mengenal Senryu
Kali ini, saya akan coba sedikit berbagi mengenai SENRYU. Sebagian mungkin sudah tahu sedangkan yang lain belum. Siapa tahu bisa menjadi alternatif bagi teman-teman saat ingin menulis yang singkat-singkat, tetapi tetap meninggalkan kesan.
Senryu adalah bentuk puisi pendek Jepang yang mirip dengan haiku dalam konstruksi: tiga baris dengan 17 morae. Senryu cenderung tentang kelemahan manusia sementara haiku cenderung tentang alam, dan senryu sering sinis atau humor gelap sementara haiku lebih serius.
Secara umum Senryu ini juga relatif lebih mudah atau cepat dipahami dan dikuasai dibandingkan Haiku yang jauh lebih kompleks varian maupun aturan-aturannya.
Ciri dari Senryu sendiri adalah isinya yang menitikberatkan pada masalah manusia yang awam, perasaan manusia sebagai objek untuk membuat suasana lucu yang mengundang tawa atau berupa sindiran-sindiran yang cukup tajam. Senryu memiliki irama yang ringan dan mudah.
Di bawah ini saya coba membagikan tulisan tentang Senryu beserta varian contoh-contohnya. Silakan dibaca baik-baik. Senryu ini memang puisi singkat. Namun, justru di sinilah tantangannya bagaimana kita mampu menuangkan suatu ide hanya dalam 3 baris dengan pola 5-7-5 kata
Baris 1: 5 suku kata
Baris 2: 7 suku kata
Baris 3: 5 suku kata
Catatan: Dalam situasi atau kondisi tertentu Senryu ini diperbolehkan kurang atau lebih 1 suku kata. Tentu dengan syarat ada kata yang memang sulit di cari padanan lainnya.
Contoh: rel kereta api terdiri dari 6 suku kata. Jika diletakkan di baris kedua mungkin bisa ditambahi: o kereta api agar menjadi 7 suku kata.
Namun, jika di baris pertama atau ketiga yang seharusnya hanya 5 suku kata tentu sulit. Jadi biarkan saja ditulis tetap rel kereta api dengan konsekuensi kelebihan 1 suku kata.
SENRYU
Senryu adalah jenis puisi dari Jepang yang dipopulerkan oleh seorang pujangga bernama Karai Senryuu (1718-1790).
Strukturnya sama dengan Haiku, yaitu terdiri dari 3 baris dengan pola 5-7-5 suku kata.
Bedanya Haiku adalah jenis puisi kontemplatif (perenungan) tentang objek alam seperti hewan, bunga, matahari, bulan, dan lain-lain yang ditangkap oleh panca indra kita, yaitu dilihat, didengar, dicium, dikecap, atau dirasa serta harus ada unsur kigo, yaitu penanda musim atau waktu.
Senryu ini lebih terfokus kepada aktivitas manusia sebagai tokoh utamanya. Dalam senryu tak wajib ada kigo jadi lebih bebas, santai. Berisi humor/guyonan, sindiran, satire, kritik sosial, dan lain-lain.
Di bawah ini saya coba sertakan contoh dari Senryu.
Kritik sosial
1. tempat yang baru
untuk bercocok tanam
lubang di jalan
2. semilir angin
menerpa pepohonan
monyet terjatuh
3. sepiring nasi
lauknya ikan bandeng
kucing mengeong
Sindiran
1. mengajak naik
tidak ikut berangkat
para calo bus
2. berebut ikan
yang jatuh dari mobil
orang dan kucing
3. bermain catur
raja melawan raja
kapan matinya?
Satire
1. saat melihat
kaleng biskuit Khong Guan
di mana ayah?
2. semakin kurus
bahkan saat berjalan
dikejar kucing
3. dahulu langsing
kini makin membuncit
ulah lelaki
Humor
1.mata mengantuk
secangkir kopi panas
jatuh di kaki
2. menjelang magrib
sandal terasa lengket
menginjak apa?
3. di atas meja
tampak gugusan pulau
siswa tertidur
Semoga bermanfaat