Kitab Henokh Kitab Kebenaran, Atau Justru Sesat?

Turn Off Light
Auto Next

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Descriptions:

Salah satu contohnya terdapat dalam Henok 46 ayat 4-6. Karena Henok menulis demikian, para raja dan penguasa dunia yang membaca tulisan itu merasa tersinggung dan marah, sehingga pemerintah melarang kitab ini dibaca dan memusnahkan semua salinannya.

Meskipun berbagai penguasa dunia berusaha untuk menghilangkan eksistensi kitab Henok, ternyata ada satu salinan lengkap yang berhasil selamat dari pemusnahan. Kitab ini ditemukan dalam bahasa asli Ethiopia kuno yang disebut bahasa Ge’ez. Gereja Ortodoks Ethiopia dari zaman dulu hingga sekarang masih menggunakan kitab ini sebagai kitab kanon mereka.

Mereka meyakini bahwa kitab Henok adalah tulisan yang diilhami oleh Allah, dan oleh karena itu, kitab ini dijaga dan dirawat dengan baik oleh orang-orang Ethiopia dari generasi ke generasi.

Versi tertua kitab Henok yang ditemukan dalam bahasa Ge’ez disebut sebagai “Matsafah”. Pada tahun 1773, seorang petualang asal Skotlandia bernama James Bruce membawa pulang tiga salinan kitab Henok yang ia dapatkan dari perpustakaan gereja Ethiopia.

Salah satu salinan dibawanya ke Raja Perancis Louis XVIII, yang kini disimpan di Perpustakaan Nasional Prancis. Satu salinan lainnya disumbangkan ke Bodleian Library, Universitas Oxford, sementara satu salinan terakhir disimpan oleh James hingga kematiannya. Akhirnya, kitab ini juga disimpan di Bodleian Library.

Namun, penemuan ulang kitab Henok tidak berhenti di situ. Pada tahun 1948, terdapat 11 fragmen kitab Henok dalam bahasa Aram di temukan di gua-gua Qumran, bersama dengan gulungan-gulungan kitab kanon Ibrani kuno yang disebut “Gulungan-gulungan Laut Mati”.

Baca Juga:   Multiverse dalam fisika dan islam

Selain itu, terdapat juga tiga fragmen kecil dalam bahasa Ibrani. Akhirnya, kitab ini disimpan oleh Israel dan fragmen-fragmen tersebut diterjemahkan oleh Joseph Milik dan Matthew Black.

Kitab Henok adalah salah satu kitab terlarang yang tidak termasuk dalam kanonik atau Alkitab resmi. Namun, meskipun dianggap kontroversial dan dihapus dari peredaran, kitab Henok tetap menjadi sumber minat dan penelitian bagi banyak orang, terutama dalam bidang studi agama, sejarah, dan literatur kuno. Banyak peneliti dan sarjana telah mempelajari kitab Henok untuk memahami pemikiran dan kepercayaan yang ada pada zaman kuno.

Selain itu, kitab Henok juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap sejumlah tradisi dan kepercayaan agama lainnya. Beberapa elemen dan cerita dalam kitab Henok dapat ditemukan atau memiliki kesamaan dengan cerita dan konsep yang ada dalam agama Yahudi, Kristen, dan Islam.

Sebagai contoh, dalam kitab Henok terdapat penggambaran tentang surga dan neraka, kehidupan setelah mati, penghakiman terakhir, dan peran malaikat dalam mengawasi dunia. Beberapa ide-ide ini juga ditemukan dalam tradisi agama Yahudi dan Kristen, seperti dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.