Reviews
User Score
Rate This
Descriptions:
Judul: “Malam Suro: Mengenal Ritual dan Larangan yang Dikaitkan dengan Bulan Suro”
Pengantar:
Salam Rahayu dan salam sejahtera kepada semuanya! Dalam tayangan kali ini, kita akan membahas tentang malam keramat atau malam sakral yang dikenal sebagai Malam Suro atau Sasi Suro dalam budaya Jawa. Bulan Suro dianggap sebagai malam pergantian tahun dalam kalender Jawa dan juga bersamaan dengan malam tahun baru Hijriyah. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi ritual, pantangan, dan kepercayaan yang terkait dengan bulan Suro. Mari kita simak dengan lebih lanjut untuk menambah pengetahuan kita tentang warisan budaya nenek moyang kita.
Daftar isi postingan ini
Ritual yang Dilakukan dalam Malam Suro
Bulan Suro dianggap sebagai malam yang keramat dan sakral, sehingga dalam budaya Jawa, dilakukan berbagai ritual sebagai penghormatan dan pelestarian budaya. Ritual ini juga bertujuan untuk introspeksi diri, membersihkan diri dari dosa, dan memulai lembaran baru seperti bayi yang lahir kembali. Beberapa ritual yang dilakukan pada malam Suro antara lain:
1. Siraman Malam Suro:
Ritual ini melibatkan mandi pada waktu malam Suro. Tujuannya adalah untuk menyucikan diri dan membersihkan diri dari dosa serta membawa keberkahan dalam memulai tahun baru.
2. Topo Bisu
Ritual ini mengajarkan untuk tidak berbicara sembarangan atau berbicara yang buruk. Tujuannya adalah untuk mengendalikan kata-kata kita agar tidak menyakiti orang lain dan hanya mengucapkan kata-kata yang baik.
3. Tirakatan atau Melek Bumi
Ritual ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keberkahan dan menyambungkan hubungan spiritual dengan Tuhan. Melalui tirakatan, seseorang berusaha untuk lebih menyadari keberadaan Tuhan dalam hidupnya.
4. Cawis Kembang Setaman
Ritual ini melibatkan menyambut kedatangan leluhur dengan meletakkan bunga-bunga di tempat yang disakralkan. Hal ini sebagai bentuk penghormatan dan mengingat leluhur serta menjaga ikatan dengan mereka.
5. Janasan Pusaka
Ritual ini dilakukan dengan membersihkan dan mengurus benda-benda pusaka seperti keris, tombak, pedang, atau gamelan. Benda-benda tersebut dianggap sakral dan memiliki nilai budaya yang tinggi.
6. Ziarah
Ziarah dilakukan untuk menghormati, menghargai, mengenang, dan mengenang para leluhur. Melalui ziarah, kita dapat mengenang jasa-jasa mereka dan menjaga hubungan dengan nenek moyang kita.
7. Larung Sesaji atau Sedekah Laut
Ritual ini melibatkan melempar sesaji atau memberikan sedekah kepada laut. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada laut sebagai sumber kehidupan dan untuk memohon berkah serta keselamatan.
Larangan yang Terkait dengan Bulan Suro
Selain ritual-ritual yang dilakukan, terdapat juga larangan-larangan yang dihubungkan dengan bulan Suro. Larangan-larangan ini seringkali diberikan sebagai peringatan dan penghindaran terhadap hal-hal yang dianggap tidak baik. Beberapa larangan yang dikenal dalam bulan Suro antara lain:
1. Tidak Keluar Rumah atau Bepergian Jauh
Pada malam Suro, disarankan untuk tidak keluar rumah atau melakukan perjalanan jauh. Ini terutama berlaku untuk hari Rabu Legi atau Rabu Manis. Ini dikaitkan dengan keyakinan bahwa pada malam Suro, tabir antara dunia nyata dan dunia gaib terbuka, dan berbagai makhluk gaib dapat bebas bergerak.
2. Tidak Mengadakan Hajatan atau Pesta
Pada bulan Suro, disarankan untuk tidak mengadakan hajatan, pesta, atau pernikahan. Acara-acara semacam itu sebaiknya dihindari atau diundur. Beberapa orang percaya bahwa waktu bulan Suro tidak cocok untuk peristiwa penting seperti pernikahan.
3. Tidak Bangun Rumah atau Pindah Rumah
Bulan Suro juga dianggap tidak baik untuk memulai bangunan baru atau pindah rumah. Aktivitas seperti ini sebaiknya dihindari atau dicari tanggal yang lain yang lebih baik.