Sejarah Hitam Syiah Sepanjang Zaman
Main Video

Sejarah Hitam Syiah Sepanjang Zaman

Turn Off Light
Auto Next

Reviews

0 %

User Score

0 ratings
Rate This

Descriptions:

SEJARAH HITAM SYIAH LAKNATULLAH SEPANJANG ZAMAN – Kelompok Rafidhah merupakan sebutan yang diberikan para ulama terhadap aliran Syi’ah yang dianggap membahayakan aqidah umat Islam. Ada beberapa peristiwa sejarah penting yang perlu diketahui agar orang tidak termakan isu dan slogan-slogan pendekatan antara Islam dan Rafidhah.

Sejarah Hitam Syiah

Dalam artikel ini, kami akan menampilkan ringkasan singkat dari peristiwa-peristiwa penting yang pernah dilalui dalam sejarah kelompok Rafidhah.

Terjadi Perang Qadisiyyah 14 Hijrah

Pada tahun 14 Hijrah, terjadi perang Qadisiyyah yang mengakibatkan runtuhnya kerajaan Parsi Majusi, nenek moyang kaum Rafidhah. Pada saat itu, kaum Muslimin dibawah kepemimpinan Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu. Perang ini menjadi pokok dan asas dari kebencian kaum Rafidhah terhadap Islam dan kaum muslimin.

Dalam tahun 16 Hijrah, kaum Muslimin berhasil menaklukkan ibu kota Kaisar, Parsi, Mada’in. Dengan ini hancurlah kerajaan Parsi. Kejadiaan ini masih disesali oleh kaum Rafidhah hingga saat ini.

Membunuh Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu

Pada tahun 23 Hijrah, Abu Lu’lu’ah Al-Majusi yang dikenali sebagai Baba ‘Alauddin oleh kaum Rafidhah telah membunuh Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu. Ini merupakan salah satu simbol mereka dalam memusuhi Islam.

Membunuh Khalifah ketiga Utsman bin Affan Radhiyallahu

Pada tahun 34 Hijrah, munculnya Abdullah bin Saba’, si yahudi dari Yaman yang digelarkan Ibnu Sauda’, berpura-pura masuk Islam, tapi menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Dia menggerakkan kekuatan dan melancarkan provokasi melawan khalifah ketiga Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu hingga khalifah tersebut dibunuh oleh para pemberontak karena fitnah yang dilancarkan oleh Ibnu Sauda’ pada tahun 35 Hijrah.

Keyakinan yang diserukan oleh Abdullah bin Saba’ ini berasal dari pokok-pokok ajaran Yahudi, Nasrani dan Majusi, yaitu bertuhankan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, wasiat, raj’ah, wilayah, keimamahan, bada’, dan lain-lain.

Memprovokas Dan Menebarkan Fitnah

Pada tahun 36 Hijrah, malam sebelum terjadinya perang Jamal, kedua belah pihak telah sepakat untuk berdamai. Mereka bermalam dengan sebaik-baik malam sementara Abdullah bin Saba’ beserta pengikutnya bermalam dengan penuh kemunafikan. Lalu dia membuat provokasi kepada kedua belah pihak hingga terjadilah fitnah seperti yang diinginkan oleh Ibnu Saba’.

Ali bin Abi Thalib Di Anggap Tuhan

Pada masa kekhilafahan Ali bin Abi Thalib, kelompok Abdullah bin Saba’ datang kepada Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu seraya berkata, “Kamulah, kamulah!” Ali bin Abi Thalib menjawab: “Siapakah saya?”, mereka berkata: “Kamulah sang pencipta!”,

Iri Dan Dwngki Pada Kesuksesan kaum Muslimin

16 HIJRAH (lanjutan): Kesuksesan kaum Muslimin menaklukkan Mada’in menandai berakhirnya dinasti Sassanid dan menjadi awal dari penyebaran Islam di wilayah timur. Namun, kaum Rafidhah justru merasa sedih dan kecewa atas kejadian ini karena mereka merasa bahwa Islam tidak seharusnya menguasai wilayah tersebut, melainkan mereka sendiri yang harus memimpin.

Terjadi Perang Jamal

57 HIJRAH: Terjadinya peristiwa Jamal, yaitu pertempuran antara pasukan Imam Ali dan pasukan Aisyah, Talhah, dan az-Zubair. Peristiwa ini disebut juga dengan Perang Shiffin dan merupakan perang saudara pertama dalam sejarah Islam. Namun, kaum Rafidhah justru menganggap peristiwa ini sebagai konflik antara kebenaran dan kebatilan, di mana mereka berpihak pada pihak Imam Ali.

Munculnya gerakan Sesat Al-Mukanna’ah

79 HIJRAH: Munculnya gerakan Al-Mukanna’ah di Persia, yang dipimpin oleh seorang pria bernama al-Mukanna’. Gerakan ini merupakan gerakan Rafidhah yang mengajarkan konsep-konsep yang bertentangan dengan ajaran Islam seperti penolakan terhadap hukum-hukum Islam dan keyakinan akan kedatangan seorang pemimpin yang akan memberikan keadilan.

Kepercayaan kaum Rafidhah Pada Imam ke-12

260-329 HIJRAH: Masa kekosongan ke-12 dalam keimaman Syiah, di mana menurut kepercayaan kaum Rafidhah, Imam ke-12 yang mereka sebut sebagai Muhammad bin Al-Hasan Al-Askari tidak meninggal, melainkan masuk ke dalam masa persembunyian (ghaibah) dan akan kembali pada saat yang ditentukan.

363-436 HIJRAH: Masa kepemimpinan Al-Mu’tamid, khalifah Abbasiyah yang dikatakan oleh kaum Rafidhah sebagai pemimpin yang bertentangan dengan ajaran Islam dan lebih dekat dengan paham Syiah.

Kemunculan Gerakan Alawiyyin

400-500 HIJRAH: Masa kebangkitan dan kemunculan gerakan Alawiyyin di Maghrib, Afrika Utara. Gerakan ini merupakan kelompok Rafidhah yang mengajarkan konsep-konsep seperti penghormatan berlebihan terhadap Ahlul Bayt dan meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib adalah pewaris Rasulullah.

1221-1227 MASEHI: Kedatangan pasukan Mongol di Persia, di mana kaum Rafidhah menaruh harapan besar pada pasukan Mongol untuk menghapus kekuasaan Sunni dan memperkuat pengaruh mereka. Namun, pasukan Mongol justru melakukan kekejaman yang sangat besar terhadap penduduk Persia, termasuk kaum Rafidhah.

Munculnya gerakan Safawiyah

1500-1600 MASEHI: Munculnya gerakan Safawiyah di Persia yang memeluk ajaran Syiah dan mendirikan dinasti Safawi. Dinasti ini sangat mempengaruhi perkembangan Syiah di dunia, termasuk di Indonesia.

Menggulingkan rezim Shah Iran

1979 MASEHI: Revolusi Islam di Iran, yang dipimpin oleh Ayatollah Khomeini. Revolusi ini menggulingkan rezim Shah Iran yang dianggap sekuler

Menentang Pemerintahan Umayyah

281 HIJRAH : Puncak kebangkitan gerakan Al-Mukhtar bin Abu Ubaidah Al-Thaqafi di Kufah dalam menentang pemerintahan Umayyah. Al-Mukhtar dikenal sebagai sosok yang sangat memusuhi kaum Sahabat dan menempatkan dirinya sebagai pembela Ahlul Bait. Gerakan ini kemudian mengalami kehancuran setelah pasukan Umayyah menyerang dan membunuh Al-Mukhtar.

Munculnya gerakan Al-Muwahhidin

297 HIJRAH : Munculnya gerakan Al-Muwahhidin beraliran Rafidhah di daerah Basrah yang dipimpin oleh Abu Tammam.

Munculnya gerakan Al-Mushabbi’ah

320 HIJRAH : Munculnya gerakan Al-Mushabbi’ah beraliran Rafidhah yang mempercayai Allah memiliki bentuk dan ciri-ciri tertentu seperti manusia.

654-734 M : Kehadiran Ja’far al-Sadiq sebagai imam ke-6 dalam mazhab Syi’ah. Ja’far al-Sadiq banyak mempengaruhi perkembangan fikih dan teologi dalam mazhab Syi’ah.

900-971 M : Kehadiran Abu al-Hasan al-Ash’ari sebagai ulama Sunni yang membela keyakinan Sunni dari serangan kaum Rafidhah. Al-Ash’ari banyak menulis karya-karya untuk membantah keyakinan Rafidhah.

1501-1524 M : Kehadiran Syaikh Ahmad al-Fathani sebagai ulama dan pemimpin di Aceh yang mengajarkan ajaran Syi’ah dan mencoba untuk memperkenalkannya di Indonesia.

1940 M : Kehadiran Muhammad Husain Kashif al-Ghita’, seorang ulama Syi’ah dari Iran, ke Indonesia untuk memperkenalkan ajaran Syi’ah di Indonesia.

1980-an : Munculnya gerakan Syi’ah di Indonesia yang dipimpin oleh ulama-ulama seperti Jalaluddin Rakhmat dan Nurcholis Madjid.

Dalam sejarahnya, kelompok Rafidhah telah banyak mempengaruhi kehidupan umat Islam. Dari perang Qadisiyyah hingga munculnya gerakan-gerakan Rafidhah di masa kini, mereka terus mempertahankan keyakinan mereka yang berbeda dengan Ahlus Sunnah.

Meskipun sejarah kelam tersebut ada, sebagai umat Islam yang baik, kita harus menjaga akidah kita dengan baik dan tidak mudah terpengaruh oleh segala bentuk propaganda dan pemikiran yang bertentangan dengan keyakinan kita. Kita harus terus belajar dan memperkuat pemahaman kita tentang agama Islam agar terhindar dari ajaran yang sesat. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan perlindungan kepada kita semua.

Baca Juga:   Sholawat Al Mahdi Arab Latin Dan Artinya