Jangan Mencintai Dengan Hati

Turn Off Light
Auto Next

Reviews

100 %

User Score

1 ratings
Rate This

Descriptions:

Jangan Mencintai Dengan Hati – Mencintai dengan Jiwa: Menghadirkan Cinta Sejati dalam Hubungan Manusia

Rumi, seorang pemikir dan penyair sufi terkenal, mengatakan bahwa ia mencintai teman-temannya bukan dengan hati atau pikirannya.

Hatimu bisa berhenti, pikiranmu bisa lupa. Namun, ia mencintai mereka dengan segenap jiwanya, karena jiwa tidak pernah mati atau lupa. Jiwa adalah sumber cinta sejati kita, jangan hanya mengandalkan hati atau pikiran.

Rumi mengingatkan kita bahwa mencintai hanya dengan hati atau pikiran saja bisa berhenti. Hati bisa berubah-ubah, terkadang senang, terkadang benci. Pikiran bisa lupa, seperti ketika seseorang mengatakan “Aku sayang padamu” saat berdua, namun lupa saat bertemu orang lain yang lebih menarik.

Pikiran mudah terdistraksi dan terlena. Oleh karena itu, Rumi mengajak kita untuk mencintai dengan jiwa, karena mencintai dengan jiwa membuat kita melihat hakekat terdalam seseorang.

Dalam bahasa Inggris, istilah untuk jiwa yang mencintai adalah “soulmate” atau belahan jiwa, bukan hanya belahan hati atau pikiran. Rumi menjelaskan bahwa jiwa kita harus bersatu dan nyambung, karena di level jiwa, kita adalah satu.

Pikiran kita bisa berbeda-beda, hati kita bisa memiliki selera yang berbeda, namun di level jiwa, kita adalah satu jenis dan sama. Meskipun banyak orang mengabaikan sisi rohani dalam diri mereka dan hanya berfokus pada hal-hal fisik, Rumi mengajak kita untuk mencintai apa pun dan siapa pun pada level terdalamnya.

Baca Juga:   Legenda Nyi Roro Kidul, Kisah Ratu Laut yang Memikat

Rumi juga mengingatkan kita bahwa dalam mencintai dengan jiwa, kita harus melihat citra Allah dalam diri setiap manusia. Pertemuan antara jiwa-jia kita bukan hanya pertemuan dua akal atau dua hati, tapi juga pertemuan dua jiwa.

Dalam Islam, tidak ada hirarki dalam level manusia, semua manusia dipandang setara dan memiliki nilai yang sama. Oleh karena itu, dalam hubungan antarmanusia, kita harus mengutamakan kebersamaan dan kasih sayang, bukan mengedepankan ego dan kepentingan pribadi.

Rumi mengajak kita untuk tidak memposisikan diri lebih tinggi dari yang lain, karena hal tersebut mengabaikan prinsip kesetaraan dalam Islam.

Setiap manusia memiliki nilai yang sama di hadapan Allah sebagai Khalik, sang Pencipta. Menghargai keberagaman dan menghadirkan cinta sejati dalam hubungan manusia adalah ajaran yang bijaksana yang diajarkan oleh Rumi. Mari mencintai dengan jiwa, melihat hakekat terdalam seseorang, dan mengutamakan kebersamaan dan kasih sayang dalam hubungan kita dengan sesama manusia.